SUNMARINDO.COM (Yogyakarta) – Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Yogyakarta Bidang Industri menyelenggarakan penyuluhan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) usaha batik tulis di kantor Kelurahan Gunungketur Pakualaman Kota Yogyakarta, Kamis (16/3/2023).

Penyuluhan SOP tersebut diikuti 20 pelaku industri kecil menengah (IKM) dan difasilitasi oleh penyuluh perindustrian Satrio Sakti Utomo SE.

Kabid Industri Dinas Perindustrian Koperasi Usaha Kecil Kota Yogyakarta, Prabaningtyas DS SH MHum memberikan sambutan dan secara resmi membuka rangkaian kegiatan penyuluhan SOP bagi pemilik para pelaku IKM batik (sentra batik) di Gunungketur.

“Saat ini di Gunungketur Pakualaman sudah ada empat kelompok pelaku IKM batik tulis. Semoga dengan adanya penyuluhan SOP bisa memberi banyak manfaat dan berkembang, kelompoknya dapat bertambah lagi,” harapnya.

Dengan penyusunan SOP yang baik, lanjut, Prabaningtyas akan bermanfaat dalam Syarat pengusulan kolektif branding. Selain itu, dengan adanya SOP, maka produk yang dihasilkan sentra dapat berkualitas dan dapat mewujudkan IKM naik kelas.

“Kami juga banyak mendorong agar pelaku-pelaku IKM yang ada di Kota Yogyakarta dapat mendaftarkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri atau biasa disingkat TKDN untuk produk-produk yang dihasilkan, sehingga nantinya IKM juga dapat memasarkan produknya melalui e-katalog,” tandas Prabaningtyas.

Lurah Gunungketur, Sunarni SM MM dalam sambutannya mengungkapkan, empat kelompok yang menerjuni usaha kerajinan batik tulis di Gunungketur, yaitu Nigan Asri, Pendopo Kencana, Indah Giri dan Astor. Setiap kelompok anggotanya rata-rata 15 orang.

“Kami berharap ke depannya semakin bertambah yang menerjuni atau memiliki usaha batik tulis di Gunungketur. Syukur bisa sampai sekitar 80 persen yang menerjuni bidang batik,” ungkap Sunarni.

Selain kain batik, sebutnya, Gunungketur juga mempunyai potensi wujud produk khas yang cocok dijadikan suvenir/cinderamata/oleh-oleh khas, antara lain wedang rempah seperti bir plethok (wujud bubuk/sirup/minuman segar), jenang dan jamu tradisional.

Sementara itu dalam paparannya, Satrio menjelaskan, pada awal Maret 2023 juga telah dilaksanakan penyuluhan SOP di Ngampilan tapi terkait sentra ecoprint. Materi seputar SOP hampir sama, hanya saja yang berbeda produknya, yakni ecoprint dan batik.

“Hal penting yang kami sampaikan, misalnya pemahaman tentang tujuan dan manfaat dari penyusunan SOP, termasuk cara untuk meminimalkan risiko kesalahan produksi dan memastikan bahwa produk yang dihasilkan selalu memiliki kualitas yang konsisten,” urai Satrio.

Tak kalah penting, ada pula materi seputar proses pembuatan SOP, struktur SOP (judul, tujuan, ruang lingkup, referensi, definisi prosedur, dokumentasi serta revisi) dan prinsip pembuatan SOP.

Salah satu peserta penyuluhan SOP, Hasna Thohir mengatakan, baru pertama ini mendapatkan penyuluhan SOP tentang produk batik. Ilmu yang diperoleh dari mengikuti penyuluhan dapat ditularkan juga ke pelaku IKM batik lainnya yang belum mendapat kesempatan ikut penyuluhan penyusunan SOP.

“Semoga bisa menambah semangat kami untuk menghasilkan produk batik tulis secara konsisten, berkualitas dan lancar dalam pemasarannya,” ungkap Hasna. (AGS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *